Sabtu, 20 Oktober 2012

Puisi dalam Lautan tak Bertepi


Jalaludin Rumi image

Oleh Nurohmah
19 Oktober 2012

Puisi. Jika kita bicara tentang puisi, puisi akrab sekali kita menyebutnya sebagai kata-kata yang disusun dengan memperhatikan bunyi sehingga menimbulkan arti indah. Puisi selalu identik dengan perasaan jujur seorang penyair. Jika kita membaca puisi akan lain dibawanya. Kita akan diarahkan pada berbagai tafsir kata dan simbol. Karena kita ketahui puisi itu sendiri memiliki bahasa yang berbeda dengan genre sastra lain seperti prosa. Bahasa puisi lebih rumit karena puisi tidak menggunakan bahasa sehari-hari. Tetapi inilah ciri khas puisi yang membuat penikmat puisi akan dibawanya ke alam bawah sadarnya dalam perasaan berangan-angan ketika menghadapi makna puisi.
Misalnya dalam puisi berikut ini :
CINTA : Lautan Tak Bertepi
Cinta adalah lautan tak bertepi
langit hanyalah serpihan buih belaka.
Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta
Andai tak ada Cinta, Dunia akan membeku.
Bila bukan karena Cinta,
Bagaimana sesuatu yang organik berubah menjadi tumbuhan?
Bagaimana tumbuhan akan mengorbankan diri demi memperoleh ruh (hewani)?
Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan diri demi nafas (Ruh) yang menghamili Maryam?
Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju
Tidak dapat terbang serta mencari padang ilalang bagai belalang.
Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna
Dan naik ke atas laksana tunas.
Cita-cita mereka yang tak terdengar, sesungguhnya, adalah
lagu pujian Keagungan pada Tuhan.

Karya Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin Al-Khattabi Al-Bakri
            Dalam puisi “Lautan tak Bertepi” kita bisa melihat banyak kata-kata yang belum memiliki arti yang sesungguhnya seperti Cinta lautan tak bertepi, serpihan buih belaka, langit berputar, gelombang Cinta, Dunia akan membeku, tumbuhan akan mengorbankan diri, demi nafas (Ruh) yang menghamili Maryam, beku dan kaku dan naik ke atas laksana tunas.
            Sejenak kita akan berhenti untuk memaknai arti yang sesungguhnya pada kata seperti pada Cinta adalah lautan tak bertepi. Saya kira cinta memang lazim membutakan mata seseorang sehingga seseorang dapat melakukan apapun demi yang dicintainya dalam kata cinta-tak bertepi berarti cinta memiliki arti yang sangat luas bagi seseorang. Dan akan merasa kecil ketika kita melakukan suatu kesalahan yang membuat kita takut kehilangan. Tetapi karena adanya cinta kita mampu menghadapi apapun. Seperti dikatakan langit berputar karena gelombang cinta ini dapat seperti kita umpamakan seseorang mampu seperti langit berputar berarti kita mempunyai kehidupan ini karena adanya perasaan cinta yang mampu menggerakkan siapapun itu yaitu erat kaitannya dengan kasih sayang dari sang Pencipta kepada hambanya.
Andai tak ada Cinta, Dunia akan membeku.
Bila bukan karena Cinta,
Bagaimana sesuatu yang organik berubah menjadi tumbuhan?
            Dalam penggalan bait puisi di atas saya katakan cinta ini erat kaitannya dengan semangat hidup, nyawa karena jika tak ada cinta dunia akan membeku artinya dunia akan mati, seseorang tak akan ada yang hidup jika tak ada yang memberinya nyawa untuk berubah dan tumbuh melihat dunia karena cinta Tuhan kepada hambanya seseuatu yang organik beruah menjadi tumbuhan. Karena hal ini dapat kita buktikan nikmat Tuhan mana yang engkau dustakan? Sesuatu yang tak mungkin di dunia jika Allah menghendaki pasti jadilah dia. Hal ini penyair mempertegas keagungan Tuhan dalam bait berikutnya, perhatikan penggalan bait berikut :
           
Bagaimana tumbuhan akan mengorbankan diri demi memperoleh ruh (hewani)?
Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan diri demi nafas (Ruh) yang menghamili Maryam?
            Kita orang Islam tahu betul bahwa Nabi Isa AS. lahir tanpa bapak. Bukankah ini hal yang mustahil jika kita buktikan secara akal manusia. Allah membuktikan kekuasaannya pada Maryam yang diberinya seorang anak. Ini adalah bagian dari cinta Tuhan pada hambanya untuk mengujinya. Allah mengorbankan Maryam, lewat Maryam lahirlah Isa. Bukankah jika kita sudah cinta hal apapun yang ingin kita lakukan ingin sekali itu terjadi. Demikian halnya dengan takdir Maryam. Karena siapa lagi yang memberi ruh pada tumbuhan dan ruh siapa yang menghamili Maryam kecuali Tuhan yang membuat melainkan karena perasaan cinta-Nya.
Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju
Tidak dapat terbang serta mencari padang ilalang bagai belalang.
Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna
Dan naik ke atas laksana tunas.
Cita-cita mereka yang tak terdengar, sesungguhnya, adalah
lagu pujian Keagungan pada Tuhan.
Lihatlah pada seseorang yang sedang putus cinta dan putus asa karena ia merasa tak ada lagi yang mecintainya. Entah waktu itu ia sadar atau tidak. Betapa ia tidak semangat dan kehilangan senyumnya kala ia berpisah dengan sang pujaan hati. Segalanya menjadi beku bagai salju. Tak ada sisa-sisa semangatnya lagi. Tak ada cahaya yang menuntunnya. Tak dapat terbang mencari kehidupannya.
Dalam penyelesaian puisi Rumi menyelesaikannya dengan sangat apik. Cita-cita mereka yang tak terdengar, sesungguhnya, adalah lagu pujian Keagungan pada Tuhan. Memang dapat kita rasakan sendiri makna dari penggalan puisi tersebut tidak semua cita-cita, permintaan-permintaan dan doa-doa yang kita panjatkan pada-Nya langsung terkabul. Bukan karena Tuhan tak mendengar tetapi aku yakin Tuhan ingin kita lebih dekat lagi dan lebih dekat lagi dalam mengagungkan pujian terhadap-Nya. Sesuatu yang tak tercapai lantas kita mengatakan Allah tak mendengar saya rasa kita belum benar-benar meyakini sifat wajib Allah. Allah itu tidak tuli. Allah mendengar semuanya. Bahkan allah mendengar suara sekacil apapun yang tak dapat kita dengar. Karena percayalah kita hanya butuh sedikit tawakal dan sabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar