KARAKTERISTIK
VARIASI BAHASA IDIOLEK
MAHASISWA
KELAS 3A FKIP BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS
SILIWANGI
(Studi
Deskriptif Analisis Sosiolinguistik Karakteristik Variasi Bahasa Idiolek)
Disusun oleh:
EisNesyaMustika 112121002
Nova Puspasari 112121019
Nurohmah 112121029
PROGRAM STUDI
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SILIWANGI
TASIKMALAYA
2013
1.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
Bahasa mempunyai fungsi yang sangat penting bagi manusia,
terutama fungsi komunikasi. Bahasa merupakan alat interaksi sosial atau alat komunikasi
manusia. Dalam setiap kegiatan, bahasa dapat memberikan informasi yang berupa
pikiran, gagasan, maksud, perasaan maupun secara langsung.
Komunikasi adalah penyampaian pesan dan maksud dari
seseorang kepada orang lain melalui bahasa. (Chaer, Abdul dan Leonie Agustina, 2010:61)
menyatakan,”Timbulnya ragam bahasa atau variasi bahasa disebabkan penutur
bahasa dalam masyarakat tutur tidak merupakan kumpulan manusia yang homogen,
sehingga wujud bahasa yang konkret, yang disebut parole menjadi tidak seragam. Terjadinya keragaman atau kevariasian
bahasa ini bukan hanya penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena
kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan
memerlukan terjadinya keragaman bahasa itu. Keragaman ini pun akan bertambah
kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak serta dalam
wilayah yang sangat luas.”
Variasi bahasa yang timbul karena pemakaian yang berbeda,
topik yang dibicarakan berbeda serta medium pembicaraan yang berbeda. Pemakai
tersebut ialah orang atau penutur bahasa yang bersangkutan. Variasi bahasa yang
didasarkan pada pemakainya disebut dialek. Pendapat Halliday berbeda dengan
konsep pemakai bahasa yang dikemukakan dalam buku karya Mansoer Pateda. Tekanan
diletakkan pada penutur, bukan bahasa yang dituturkan. Maka mengkaji variasi
bahasa dalam hubungannya dengan masyarakat digunakan kajian bahasa secara
eksternal.
Terjadinya ragam ujaran di masyarakat, selain karena
dipengaruhi faktor perbedaan geografis, latar belakang sejarah, budaya juga
disebabkan oleh perbedaan sosial seperti status sosial, tingkat pendidikan,
umur, jenis kelamin dan lain-lain. Perbedaan-perbedaan
ini menyebabkan terjadinya variasi bahasa (Aslinda dan Leni Syafyahya, 2007:
17). Misalnya kita mengunjungi suatu tempat seperti pelabuhan
atau pasar, kita akan mendengar pemakaian bahasa yang bervariasi. Penyebab
adanya variasi bahasa tersebut bukanlah lokasi tetapi disebabkan adanya
perbedaan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Akan tetapi, Alwasilah
(1989:65) menyatakan, meskipun para penutur memakai bermacam-macam bentuk
bahasa yang berbeda, tetapi bentuk-bentuk itu merupakan satu bahasa yang sama,
misalnya dialek. Bagaimana untuk mengetahui adanya ragam bahasa dan tingkatan
sosial masyarakat, tentunya kajian penggunaan bahasa ini akan dianalisis secara
eksternal.
Kajian mengenai hubungan antara tingkat sosial dan
penggunaan bahasa yang pernah dilakukan, misalnya oleh C. R. J Ross tahun 1956
yang menemukan adanya perbedaan ucapan, perbedaan tatabahasa, dan pilihan kata
dari ragam bahasa Inggris lapisan atas (upper class) dan yang bukan
lapisan atas (nonupper class). Seolah-olah tingkat dan kedudukan sosial
seseorang di tengah masyarakat turut menciptakan perbedaan atau variasi bahasa.
Berdasarkan uraian di atas, dikorelasikan dengan masalah
penelitian yang akan diteliti yaitu mengenai bahasa seseorang atau ciri khas
yang dimiliki oleh seorang individu dalam menggunakan bahasa yang disebut idiolek.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar
belakang masalah penelitian di atas, penulis
membuat beberapa pertanyaan masalah
penelitian berikut ini.
1.
Bagaimanakah penggunaan
variasi bahasa khususnya idiolek mahasiswa kelas 3A dalam berkomunikasi?
2.
Apakah perbedaan daerah
dapat menimbulkan variasi bahasa/idiolek khususnya pada penggunaan Bahasa
Indonesia pada mahasiswa kelas 3A?
3.
Apakah dialek suatu
wilayah dapat mempengaruhi idiolek seseorang khususnya pada mahasiswa kelas 3A?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan memperoleh deskripsi dan pemahaman mengenai hal-hal berikut.
1.
Untuk mengetahui
penggunaan variasi bahasa khususnya
idiolek mahasiswa kelas 3A dalam berkomunikasi.
2.
Untuk mengetahui perbedaan
daerah menimbulkan variasi
bahasa/idiolek khususnya pada penggunaan Bahasa Indonesia.
3.
Untuk mengetahui dialek
suatu wilayah dapat mempengaruhi idiolek seseorang.
1.3.2
Manfaat
Penelitian
Manfaat
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah dapat memperoleh pengetahuan dan
pemahaman tentang kajian sosiolinguistik dalam menganalisis perubahan variasi
bahasa (idiolek) dalam berkomunikasi, pengaruh perbedaan daerah menimbulkan variasi bahasa/idiolek khususnya
pada penggunaan Bahasa Indonesia, dan pengaruh dialek suatu wilayah terhadap
idiolek seseorang. Manfaat lainnya adalah sebagai sumbangan dalam memperkaya pengetahuan
tentang bahasa, variasi bahasa, dan perkembangan bahasa yang hidup pada
masyarakat Indonesia masa kini, khususnya pada mahasiswa kelas 3A.
2.
Teori
Landasan
Kata
sosiolinguistik merupakan gabungan
dari kata sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian yang
objektif dan ilmiah mengenai manusia dalam masyarakat dan mengenai
lembaga-lembaga serta proses sosial yang ada di dalam masyarakat (Chaer dan
Agustina, 1995:3). Linguistik adalah ilmu bahasa atau bidang yang mengambil
bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian sosiolinguistik merupakan
bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa di dalam masyarakat (Aslinda
dan Leny Syafyahya, 2007: 6).
Sosiolinguistik
memandang bahasa sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi, serta merupakan
bagian dari masyarakat kebudayaan tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan
pemakaian bahasa adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi
konkret. Dengan demikian, dalam sosiolinguistik bahasa tidak dilihat secara
internal, tetapi dilihat sebagai sarana interaksi/ komunikasi di dalam
masyarakat.
Dalam
masyarakat, seseorang tidak lagi dipandang sebagai individu yang terpisah,
tetapi sebagai anggota dari kelompok sosial. Oleh karena itu, bahasa dan
pemakaiannya tidak diamati secara individual, tetapi dihubungkan dengan
kegiatannya dalam masyarakat atau dipandang secara sosial. Dipandang secara
sosial, bahasa dan pemakaiannya dipengaruhi oleh faktor linguistik dan faktor
nonlinguistik.
Faktor
linguistik yang memengaruhi bahasa dan pemakaiannya terdiri dari fonologi,
morfologi, sintaksis, dan semantik. Selain itu, faktor nonlinguistik yang
memengaruhi bahasa dan pemakaiannya terdiri dari faktor sosial dan faktor
situasional. Faktor sosial yang memengaruhi bahasa dan pemakaiannya terdiri
dari status sosial, tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin dan lain-lain. Faktor
situasional yang memengaruhi bahasa dan pemakainya terdiri dari siapa yang
berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, di mana dan masalah apa (Fishman
dan Suwito dalam Aslinda dan Leni Syafyahya, 2007:6).
Variasi
bahasa adalah bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing
memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induknya (Poedjosoedarmo dalam
Suwito, 1982:20). Hartman dan Stork (Chaer dan Agustina, 1995:81) membedakan
variasi bahasa berdasarkan kriteria (a) latar belakang geografi dan sosial
penutur, (b) medium yang digunakan, dan (c) pokok pembicaraan.
Halliday
(Aslinda dan Leni
Syafyahya,2007:17) membedakan
variasi bahasa berdasarkan pemakaian yang disebutnya dengan dialek dan
register. Rumusan yang hampir sama dinyatakan oleh Alwasilah (1985:66) meskipun
para penutur memakai bentuk-bentuk yang berbeda, tetapi bentuk-bentuk itu
merupakan satu bahasa yang sama, misalnya idiolek, dialek sosiolek, dan
register/style.
Idiolek merupakan variasi bahasa yang bersifat
perseorangan. Menurut konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasanya
atau idioleknya masing-masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan warna
suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Warna suara
yang paling dominan, karena warna suara, kita dapat mengenali suara seseorang
yang kita kenal hanya dengan mendengar suara tersebut.
Idiolek
menurut Bloch yang dikutip oleh C.A. Gumperz dalam J.P.B Allen (Ed.) 1973 : 92
(Pateda, 1987:57) mengatakan bahwa idiolek adalah :
“the totality of the possible utterances of one
speaker at one time in using the language to interact with one speaker”
Meskipun
bahasa sama, tetap akan diujarkan berbeda oleh setiap pembicara (= penutur),
baik yang berhubungan dengan aksen, intonasi, dan sebagainya.
Dikorelasikan dengan masalah penelitian yang akan
diteliti yaitu mengenai bahasa seseorang atau ciri khas yang dimiliki oleh
seorang individu dalam bertutur yang disebut idiolek.
Adapun
faktor-faktor idiolek diantaranya yaitu:
a.
Tempat tinggal
Seseorang
yang tinggalnya di tepi pantai mempunyai warna suara yang berbeda dengan
seseorang yang tinggal jauh dari pantai. Begitupun seseorang yang tinggal di
kota ataupun di desa. Karena faktor gemuruh ombak dan kendaraan yang lalu
lalang menyebabkan mereka harus berbicara dengan nada yang tinggi.
b.
Lingkungan
Seseorang
yang tinggal di lingkungan baru akan meniru idiolek orang lain atau lingkungan
tersebut secara tidak sadar. Misalnya seseorang yang berasal dari Jawa tinggal
di lingkungan Sunda ketika bertutur akan terlihat kejawa-jawaannya.
3.
Prosedur
Penelitian
3.1 Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif analitis.
Heryadi (2010: 42) mengemukakan penelitian deskriptif adalah penelitian yang
bermaksud untuk menggambarkan mengenai situasi atau kejadian-kejadian suatu
subjek yang mengandung fenomena. Penelitian dengan menggunakan metode ini lebih
bersifat survey yang mengakumulasi data dasar dari suatu subjek, kemudian
membahas data itu secara analitik hingga menemukan jalan keluar untuk fenomena
yang ada dalam subjek itu.
Prosedur
atau tahapan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif analitis adalah
sebagai berikut.
a.
Memiliki permasalahan
yang cocok dengan metode deskriptif analitis
b.
Menyusun instrumen atau
rambu-rambu pengukuran
c.
Mengumpulkan data
d.
Mendeskripsikan data
e.
Menganalisis data
f.
Merumuskan simpulan
3.2
Lokasi
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kampus
Universitas Siliwangi tepatnya di ruang perkuliahan K15.
3.3 Sumber Data
Sumber data dalam
penelitian ini adalah data hasil wawancara yang dikumpulkan berupa percakapan
dengan mahasiswa kelas 3A. Sumber data yang akan diambil dikhususkan dari
perolehan percakapan dengan beberapa mahasiswa kelas 3A.
3.4 Instrumen
Penelitian
Instrumen
dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak terarah.
Instrumen Penelitian:
a.
Perbedaan daerah
menimbulkan variasi bahasa/idiolek dalam berkomunikasi
Narasumber 1:
No.
|
Kalimat
|
Idiolek
|
Intonasi
|
Penggunaan Kata
|
Fonologi
|
Tekanan
|
Susunan Kalimat
|
1.
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
Narasumber 2:
No.
|
Kalimat
|
Idiolek
|
Intonasi
|
Penggunaan Kata
|
Fonologi
|
Tekanan
|
Susunan Kalimat
|
1.
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
Narasumber 3:
No.
|
Kalimat
|
Idiolek
|
Intonasi
|
Penggunaan Kata
|
Fonologi
|
Tekanan
|
Susunan Kalimat
|
1.
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
b.
Alat rekam
c.
Alat tulis
3.5 Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah wawancara dengan
mahasiswa kelas 3A, serta pengumpulan dokumentasi dalam bentuk foto, rekaman ataupun
video. Teknik pengamatan terhadap
mahasiswa kelas 3A dilakukan sebagai bekal awal dalam melakukan penelitian
dengan menyaksikan proses percakapan yang dilakukan dengan mahasiswa kelas 3A.
Proses selanjutnya dilakukan proses wawancara dengan beberapa mahasiswa kelas
3A untuk mengetahui proses berbahasa dan karakteristik variasi bahasa. Kemudian dilakukan
pengumpulan dokumentasi percakapan dalam bentuk foto, rekaman ataupun video
proses berbahasa mahasiswa kelas 3A.
3.6 Teknik Analitis Data
Teknik analisis data dilakukan dalam beberapa tahap,
yaitu:
a.
Tahap transkripsi
Tahap transkripsi adalah tahap pengalihan tuturan
(yang berwujud bunyi) ke dalam bentuk tulisan; penulisan kata, kalimat, atau
teks dengan menggunakan lambang-lambang bunyi. Tahap ini merupakan tahapan yang
memunculkan tentang data-data yang telah diperoleh berkaitan dengan variasi
bahasa terhadap idiolek bahasa mahasiswa kelas 3A.
b.
Tahap klasifikasi
data
Tahap
klasifikasi data adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan
menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Tahap ini mengklasifikasikan
data-data yang telah diperoleh berkaitan dengan idiolek seseorang dan seberapa
besar pengaruh tempat tinggal atau lingkungan
terhadap idiolek mahasiswa kelas 3A. Data-data diklasifikasikan
berdasarkan fonologi, penggunaan kata, tekanan, dan susunan kalimat
c.
Tahap penulisan
hasil penelitian
Tahapan
ini merupakan pemaparan hasil penelitian yang telah diolah melalui tahap
transkripsi dan tahap klasifikasi data. Akan diperoleh suatu pemaparan dari hasil
penelitian.
d.
Tahap simpulan
Tahapan
ini merupakan tahap akhir dari proses penelitian yang dilakukan, bertujuan
untuk menyimpulkan data yang diperoleh di lapangan. Sehingga dapat disimpulkan, penelitian yang kami lakukan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi
bahasa (idiolek) terhadap ragam bahasa mahasiswa kelas 3A.
3.7 Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu.
Tertanggal dari 22 November - 06 Desember 2013, tepatnya pada proses
perkuliahan di ruang K-15.
DAFTAR PUSTAKA
Aslinda dan Leni
Syafyahya. 2007. Pengantar
Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama.
Chaer, Abdul
dan Leonie Agustina. (2010). Sosiolinguistik
Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Pateda, Mansoer. 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.